Senin, 06 Desember 2010

Karier Meroket berkat Bahasa Asing Kedua

Di zaman globalisasi seperti sekarang, kemampuan berbahasa asing menjadi
salah satu ?senjata? andalan untuk ?menaklukkan? dunia. Nah, bagaimana
kiat menyiapkan diri dari persaingan yang makin kompetitif di dunia
loker dan bahasa asing mana sajakah yang patut dikuasai untuk memuluskan
jenjang karier?
DISESUAIKAN PILIHAN KARIR
Sylvina Savitri, konsultan dari Experd, mengatakan, penguasaan bahasa
asing kini memiliki nilai yang sangat penting untuk mendongkrak kemajuan
karier. Apalagi posisi manajerial kini banyak didominasi oleh
ekspatriat. Otomatis mereka yang kemampuan bahasa asingnya bel­epotan,
panas dingin dan cenderung bengong jika harus bertemu muka dengan bos
atau mitra bisnis dari negara lain.

Sylvina mengakui, di era persaingan kerja lowongan yang kompetitif ini, seseorang
yang menguasai bahasa asing ?populer? dan bernilai jual tinggi, otomatis
memiliki peluang lebih besar dalam mendapat panggilan kerja dibandingkan
sesama rekannya yang memilliki latar belakang pendidikan serupa.
Karyawan yang mahir berbahasa asing kedua, terutama bahasa-bahasa Asia,
juga berpeluang besar untuk dikirim perusahaan mengikuti pelatihan di
luar negeri. Siapa pun tahu, perkembangan ekonomi dan pendidikan di Asia
seperti di Jepang, Cina, India, serta banyaknya perusahaan Jepang
berekspansi ke Indonesia, ki­ni menyebabkan banyak perusahaan
multinasional lebih suka me­ngirim karyawannya training di Jepang,
Korea, ataupun Cina.
Kemahiran ini juga membuka peluang besar bagi karyawan per­usahaan
multinasional untuk ditempatkan di cabang-cabang di negara asing Asia
lainnya. Karyawan yang mahir berbahasa asing biasanya juga disayang bos,
karena tidak malu-maluin jika diajak meeting dengan mitra bisnis dari
luar negeri.
Walau iming-iming ini terdengar menggiurkan, Anda ternyata tak bisa
sembarangan memilih bahasa asing kedua yang ingin dipelajari. Lincoln
Taylor, manajer dari Berlitz Language Center, mengatakan, pilihan itu
sebaiknya disesuaikan dengan jenis lowongan kerja di surabaya . ?Jangan mentang-mentang
merasa bahasa x terdengar eksotis, lantas tanpa berpikir panjang,
langsung mendaftarkan diri ikut kursus. Kalau Anda memang hobi
traveling, ingin jadi penerjemah atau berkarier di kedutaan, memang
tidak jadi soal. Tapi, kalau tidak kan sayang waktu dan uang yang
terbuang. Lebih baik ji­ka dipergunakan untuk belajar bahasa yang
menunjang profesi Anda.?
TIGA BAHASA MASA DEPAN
Ada tiga bahasa kuat yang tampaknya akan makin populer di hari esok,
yakni Mandarin, Jepang, dan Jerman. Chew Say Loo, Vice President CNI,
sebuah perusahaan MLM, yang kebetulan juga seorang ekspatriat dari
Malaysia, dengan tegas mengatakan, bahasa Mandarin adalah bahasa kedua
yang harus dikuasai setelah bahasa Inggris. Bahasa ini diyakininya
membuka kesempatan berkarier di luar negeri, khususnya di Asia. Apalagi
negara-negara seperti Cina, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura kini sedang
giat-giatnya melirik dan mempekerjakan tenaga kerja asing, termasuk WNI.
Pernyataan serupa juga muncul dari Catherine Keng, presenter berita
Metro Xinwen. ?Seseorang minimal harus menguasai dua bahasa asing,
supaya bisa bertahan dan laku di pasar kerja Asia, yakni Inggris dan
Mandarin. Buktinya, saya sering dimintai tolong mencarikan karyawan yang
fasih berbahasa Mandarin oleh berbagai perusahaan.?
Bahasa Jepang juga tak kalah penting. Walau Jepang kini tak lagi
menguasai perekonomian Asia, masih banyak perusahaan Jepang tetap
menanamkan investasinya di Indonesia. Bagi Jepang, Indonesia tetap
merupakan pasar yang amat besar bagi produk dan teknologi yang mereka
kembangkan. ?Paling tidak kesempatan diterima di perusahaan Jepang yang
menjanjikan imbalan dan jenjang karier yang jelas.akan terbuka lebar,
jika Anda menguasai basic bahasa Jepang. Bukan tidak mungkin Anda bisa
terpilih mengikuti pelatihan di Negeri Sakura. Bahasa Jepang juga tetap
favorit dipelajari karena melesatnya perkembangan fashion dan dunia
animasi Jepang,? kata Lincoln, berpendapat.
Maulina Rahmawati, direktur bagian bahasa di Berlitz Language Center,
berpendapat, masih ada satu bahasa lain yang menyimpan potensi di masa
depan, yakni bahasa Jerman. Jerman memang raja teknologi di kawasan
Eropa dan banyak membuka pe­luang kerja bagi WNI.
Kemampuan berbahasa asing yang populer ternyata tak hanya dapat
memuluskan karier, tetapi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
meningkatkan kualitas hidup. Chew, yang fasih berkomunikasi dalam 3
bahasa: Inggris, Mandarin, dan Melayu (plus dialek bahasa Cina-Hokkian),
merasakan sendiri manfaatnya. ?Dengan modal tiga bahasa tersebut, saya
tak perlu merasa waswas ditempatkan di pelosok dunia mana pun. Saya bisa
mingle dan nyambung dengan penduduk lokal Dari sisi sosialisasi, karier,
dan berkomunikasi, saya merasa bisa bersaing dengan siapa pun,? katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar