Senin, 29 November 2010

Tips wawancara yang berhasil

Ketika Anda mempekerjakan seorang karyawan untuk usaha kecil Anda, penting untuk menggunakan proses wawancara untuk mengidentifikasi calon yang paling memenuhi syarat bagi perusahaan Anda. Wawancara yang berhasil sama seperti banyak ketrampilan “komunikasi” lain – ini merupakan masalah mengajukan pertanyaan yang benar, mendengarkan jawaban, dan mendapatkan calon untuk berbicara secara jujur tentang kemampuan dan sikapnya.
Loker
Berita baiknya adalah bahwa calon akan cenderung terbuka tentang dirinya sendiri, sehingga tantangannya adalah Anda mengajukan pertanyaan yang memandu mereka ke informasi yang Anda butuhkan untuk mengambil keputusan mAtur kecepatan wawancara Anda

Gunakan beberapa pertanyaan pertama untuk menenangkan calon dan mengatur nada untuk sisa waktu wawancara. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman kerja – misalnya “Ceritakan pada saya hari-hari Anda di pekerjaan Anda saat ini. Apa yang Anda senangi? Apa yang tidak Anda senangi? - dapat membuat calon terbuka dan mulai berbicara ... yang merupakan inti dari wawancara.

Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara
Apabila Anda menghabiskan waktu lebih dari 20 persen untuk berbicara selama wawancara, maka Anda tidak memberi kesempatan kepada calon untuk mengungkapkan siapa dirinya. Tujuan dari sebuah wawancara adalah untuk membantu Anda mengambil keputusan berdasarkan cara orang merespons terhadap pertanyaan Anda. Anda perlu mengambil waktu lebih banyak untuk mendengarkan.

Aturlah jadwal

Tulis jadwal wawancara di kalender, dan perlakukan selayaknya janji bisnis lainnya. Pastikan Anda mencurahkan perhatian ke calon – bersihkan meja, atur telepon agar tidak berdering untuk sementara, tutup pintu ruangan, biarkan orang-orang tahu bahwa Anda tidak mau diganggu.

Ajukan pertanyaan terbuka

Hindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ saja. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong agar calon berbicara tentang dirinya. Dengarkan jawaban, dan ajukan pertanyaan tindak-lanjut, seperti “Mengapa Anda berpikir demikian?” atau “Bagaimana Anda melakukannya?” Apabila Anda memerlukan informasi tambahan, mintalah agar calon memberikannya.

Ajukan pertanyaan sebelum Anda menjelaskan pekerjaan

Hindari memberikan deskripsi kerja yang terinci di awal wawancara. Seorang yang cerdas akan mengambil uraian Anda, dan mulai mengulang semua jawaban yang menurut dia Anda inginkan. Dengan mengajukan banyak pertanyaan sebelum Anda membicarakan pekerjaan, Anda akan mendapatkan lebih banyak jawaban jujur.

Hindari pertanyaan standar

Setiap orang mengetahui pertanyaan wawancara standar – Dalam lima tahun ke depan, apa tujuan Anda? Bagaimana kekuatan dan kelemahan Anda? Ceritakan tentang diri Anda? Masalah dengan pertanyaan ini adalah bahwa banyak calon yang menghabiskan waktu untuk menyiapkan jawabannya. Ini tidak akan banyak membantu Anda. Sebaliknya, cobalah dengan pertanyaan menantang yang memaksa calon berpikir langsung dan memberi jawaban jujur tentang kekuatan dan kelemahannya. Sebagai contoh, pertanyaan berbasis skenario, di mana Anda meminta calon bereaksi terhadap situasi khas di pekerjaan, akan memberi gambaran yang lebih baik.

Pertimbangkan proses dua kali wawancara

Gunakan wawancara pertama untuk menjaring dua tiga calon terbaik. Kemudian gunakan wawancara tahap kedua untuk memilih yang terbaik. Wawancara kedua mungkin dilakukan oleh orang yang akan berinteraksi lebih dekat dengan calon. Masukan mereka biasanya penting.

Kenali apa yang tidak bisa Anda tanyakan

Aturannya sangat kaku untuk masalah pertanyaan yang tidak bisa diajukan selama wawancara pekerjaan. Secara umum pertanyaan terlarang merupakan pertanyaan di mana jawabannya dapat digunakan untuk mendiskriminasi calon-calon yang potensial. Pertanyaan ini biasanya tidak berkaitan dengan pekerjaan, misalnya usia, ras, status pernikahan, atau kecacatan.empekerjakannya. Gunakan tips di bawah ini untuk mengasah bakat wawancara Anda.

Temukan semuanya di Kerja Lowongan 
 
Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar